Thursday, January 19, 2006

BID'AH HASANAH Bahagian 2

APAKAH ADA BID'AH HASANAH?

Pembicaraan kita kali ini berkenaan dengan perbincangan di seputar ada tidaknya bid'ah hasanah, karena dengan adanya istilah ini, banyak menimbulkan kerancuan dalam memahami apa itu bid'ah dan dalam mewaspadai bahaya bid'ah terhadap Islam dan Muslimin. Oleh sebab itu kami menurunkan pembahasan tentang permasalahan ini untuk kirannya dapat menjadi nasehat bagi pembaca yang budiman dalam memahami permasalahan yang sangat genting dan berbahaya tersebut.

Tulisan 2 dari 3
BAGAIMANA PARA SHAHABAT NABI MEMAHAMI HADITS TERSEBUT

Bila ada permasalahan dalam memahami hadits Nabi Shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam, maka kita dituntunkan beliau untuk merujuk kepada pemahaman para Shahahat beliau. Bahkan beliau menerangkan, bahwa jalan keselamatan dari fitnah pertikaian dalam memahami Agama Allah itu ialah dengan merujuk kepada pemahaman para Shahabat Nabi Shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam. Hal ini dinyatakan dalam sabda beliau sebagai berikut:
"Sungguh akan datang pada ummatku seperti yang telah datang pada Bani Israi, seperti pasangan sandal satu dengan lainnya. Sampaipun bila dulunya dari mereka ada yang menzinai ibunya dengan terang-terangan, niscaya akan ada dari ummatku yang berbuat demikian. Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah dalam tujuhpuluh dua golongan, sedangkan ummatku akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga golongan. Semua mereka akan masuk neraka kecuali satu golongan yang selamat." Para Shahabat bertanya kepada beliau: Siapakah satu golongan yang selamat dari api neraka itu wahai Rasulullah? Beliaupun mejawab: "Yaitu golongan yang beragama dengan caraku dan cara para Shahabatku." (HR. Tirmidzi dalam Sunannya jilid 5 hal 26 no 2641 bab Kitabul Iman Bab Ma Jaa'a fiftiraqi Hadzihil Ummah dari Abdullah bin 'Amru bin Ash).

Demikianlah penegasan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam bahwa yang selamat dalam kondisi perpecahan ummat Islam, adalah yang merujukkan pemahaman agamanya kepada Rasulullah dan para Shahabatnya. Dengan demikian, adalah perkara yang sangat penting untuk merujuk kepada pemahaman para Shahabat Nabi Shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam dalam mencari kepastian tentang pengertian satu hadits. Inilah dasar pemikiran yang paling aman dalam mencari kepastian tentang pengertian satu hadits. Maka dalam memahami apa sesungguhnya pengertian hadits tentang bid'ah itu sebagai kesesatan seluruhnya, mari kita merujuk kepada penjelasan para Shahabat.
Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi bertanya kepada Abdullah bin Ukaim: "Bagaimana Umar bin Khattab menyatakan?" dijawab oleh Abdullah bin Ukaim: "Umar menyatakan: "Sesungguhnya omongan yang paling benar, adalah omongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk dari Muhammad dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dalam perkara agama. Dan semua yang baru dalam perkara agama adalah bid'ah. Dan semua bid'ah itu adalah sesat." (Riwayat Al-Imam Al-Laikai dalam Syarah I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah riwayat ke 100).
Abdullah bin Umar bin Al-Khattab radhiyallahu 'anhuma menegaskan: "Semua bid'ah itu adalah sesat, walaupun banyak orang memandangnya sebagai hal yang baik." (Riwayat Al-Laikai dalam Syarah I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah riwayat ke 126).
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu menyatakan: "ikutilah Sunnah Nabi dan jangan kamu membikin bid'ah. Karena sesungguhnya kalian telah dicukupi dengan Sunnah Nabi dan semua bid'ah itu adalah sesat." (Riwayat Al-Laikai dalam Syarah I'tiqad Ahlus Sunnah wal Jama'ah riwayat ke 104).

Pemahaman para Shahabat Nabi tersebut karena adanya hadits lain yang meriwayatkan sabda Nabi Shallallahu 'alayhi wa alihi wasallam yang berbunyi:
"Baransiapa yang membikin sesuatu yang baru dalam agama kami ini, padahal ia bukan bagian dari agama ini, maka sesuatu yang baru itu adalah sesuatu yang tertolak." (HR. Bukhari no 2697 dan Muslim no. 1718 dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha).

Jadi di samping dinilai sebagai sesuatu yang sesat, maka sesuatu yang baru itu juga dinilai sebagai sesuatu yang tidak diterima oleh Allah amalannya. Maka para Shahabat Nabi yang tentunya lebih paham tentang pengertian sabda Nabi, mereka memahami hadits Nabi tersebut sesuai dengan apa yang tersurat dalam lafadhnya. Yaitu semua yang baru dalam perkara agama itu adalah bid'ah, dan semua bid'ah itu adalah sesat.

No comments: